Selasa, 27 Maret 2012

Tips untuk membedakan Batik Tulis, Cap dan Printing

Kegalauan tingkat tinggi yang membuat saya akhirnya menulis tentang topik ini. Yang ingin saya tekankan sebelum membaca artikel ini adalah bahwa TIDAK ADA salahnya itu batik tulis, cap ataupun printing. Konsumen punya hak penuh dalam membeli. Yang menjadikannya masalah jika cap dijual dengan mengatakan tulis.

Tips membedakan batik tulis, cap dan printing  :

1.Buka selebar2nya batik yang akan anda beli atau lihat foto keseluruhannya, batik cap akan membentuk pola tersendiri yang teratur biasanya bentuknya kotak2 dan ada motif yang terpotong.

2.Kadang ada batik campuran, cap atau printing  trus ditulis. Cara melihatnya perhatikan 2 motif yang sama misalnya motif bunganya, daunnya atau motif isiannya. Terkadang motif isiannya yang dicap atau motif utamanya. Perhatikan detailnya, jika sama persis sampe detail garis motifnya itu hasil cap. Batik tulis tidak akan pernah bisa menghasilkan 2 motif yang sama persis. 

3. Yang disebut BATIK PRINTING 100% tidak ada sisa lilin malam di kainnya. Batik tulis dan cap biasanya ada sisa lilin malam yang melekat di kainnya akibat melorodnya kurang bersih. Tapi justru inilah yang membedakannya.

4. Batik tulis itu buatan tangan, perhatikan di setiap motifnya. Di setiap memulai dan mengakhiri mengeblock lilin dengan canting pasti ada tetesan yang lebih besar. 

5.Untuk batik tulis sampir (yang panjang >2,2m) biasanya ada motif pinggiran di bagian lebar kainnya. Motifnya seperti panah atau segitiga atau jika tidak ada motifnya biasanya polosan saja. 

6.Tambahan saja batik tulis memiliki bau yang sangat khas apalagi kalo baru jadi :)

Satu-satunya cara melihat perbedaannya adalah dengan melihat secara teliti detail motifnya, perhatikan keteraturan motif utama dan isian. Belilah pada penjual yang bisa dipercaya dan memahami tentang batik yang dijualnya. 

Itu adalah cara-cara kami melakukan Quality Control sebelum batik2 koleksi kami ditawarkan ke calon pembeli karena tidak memungkinkan mengawasi satu per satu pengrajin mengingat lokasi yang sangat berjauhan, di Pamekasan batik tidak di buat di satu tempat tapi minimal 2 lokasi.

Desa Toket, adalah desa tempat menulis batik. Setau saya hampir semua batik proses awalnya ada di desa ini. Setelah kain diketel (dicelup dalam minyak camplong) kain putih akan dibawa ke desa Toket untuk ditulis. Jika sudah selesai dibawa kembali ke tempat pengrajin yang mewarnai (tersebar di beberapa desa seperti desa Klampar, Larangan Bedung, dll). Nah kalo batik yang dibuat itu gurik (proses beberapa kali) maka setelah pewarnaan pertama akan ditulis lagi dibawa lagi ini batik ke desa TOKET untuk ditulis yang kedua kalinya begitu seterusnya sampai selesai.

Jadi jika ada mitra pengrajin kami yang berbuat curang akan kami blacklist, kepercayaan dan komitmen sangat penting buat kami.

 Hanya ini sedikit tips dari saya, sangat sulit memang tapi tidak mustahil dilakukan. Satu lagi saran saya, belilah batik di penjual yang sudah dipercaya, selalu cari "second opinion" terutama jika membeli batik-batik yang mahal. 

Printing Vs Tulis


Sekali lagi TIDAK ADA salahnya itu batik tulis, cap ataupun printing selama dijual dengan kejujuran, mari bersaing secara sehat untuk INDONESIA LEBIH BAIK ^_^

Sabtu, 24 Maret 2012

Proses Ngelorod Batik

Begini ini sedikit tentang proses ngelorod batik, yaitu proses melepas lilin malam dari kain batik yang sudah selesai diwarnai caranya direbus dalam air mendidih silahkan dilihat ya :)




Batik Madura Luntur???

Pagi ini mendapatkan inbox dari seseorang yang menanyakan apakah betul batik Madura luntur, berikut penjelasan saya semoga yang punya pertanyaan yang sama juga bisa membacanya.


Inboxnya sbb : Assalaamu'alaykum. Sy lg pengin bljr mslh batik, ni, mbak. Sy punya bbrp koleksi batik madura. cm knp ya musti luntur? apa mmang gt ya? adakah batik madura y g luntur? sdr sy da y bilang, mmang kualits wrn/pwrnaan batik madura msh blm bagus. pengalaman dia, batik madura krn luntur (dan sll luntur stiap pencucian pa lagi kl merah) lama kelamaan akn pudar. sy bnr2 brharap mbak bs jwb pertanyaan sy. trmks

Sayang sekali bahwa image jelek itu yang didapatkan dari batik madura. Tidak semua batik Madura itu luntur, kenapa ada yang luntur? kenapa ada yang tidak??

Saya akan coba jelaskan sedikit sepengetahuan saya. Proses pembuatan batik itu ada beberapa tahapan. 
  
1.Awal motong kain mori putih.

2.Ketel, kain mori yang sudah dipotong akan dilcelupkan ke dalam minyak yg disebut minyak camplong. Istilahnya 'ecangrep' dicelup lalu di jemur. Proses ini idealnya dilakukan beberapa hari ada yang 1 minggu kadang lebih. Jaman dulu proses ini dilakukan lebih lama agar warna awet dan melekat di kainnya. Diketel juga merapatkan serat kain, jadi halus dan tebal, itulah makanya batik2 jaman dulu sangat awet baik warna dan kainnya.


3.Proses penulisan dengan pensil/,elikis motif di kain yang sudah diketel tadi.

4.ditutup lilin, dilorod dsb tergantung motif batik yang mau dibuat.



Saya gak panjang lebar untuk proses ke 3,4 dst. Saya fokus ke inti permasalahnnya kenapa kok luntur.

Nah pada saat ini karena proses no.2 itu butuh waktu, sinar matahari dan biaya maka untuk mendapatkan batik dengan harga jual yang lebih murah maka dilewatkannya proses ini atau diketel tapi cuma sekedarnya saja, sekedar bau minyak ketel. 

Nah ini salah satu faktor penyebab batik jadi luntur, eitss masih ada penyebab lainnya.

Setelah batik ditulis dan ditutup lilin maka siap diwarnai. Proses pewarnaan idealnya setelah dicelup2kan ke cairan pewarna ini bahan calon batik didiamkan 3-4hari agar pewarna melekat kuat di kain. Untuk itu kan butuh waktu paling tidak batik semakin lama jadinya. Untuk meringkas waktu ada oknum-oknum yang tidak melakukan proses yang seharusnya tetapi cuma dicelup pagi sore sudah dilorod. Jadi pewarna gak melekat kuat alhasil si batik akan luntur tiap kali dicuci.

Yang ingin saya tekankan bahwa tidak semua batik madura itu luntur, bahwa ada yang luntur saya tidak bisa pungkiri memang ada pengrajin2 yang kurang bagus dalam berkarya. Selama saya berkecimpung dengan dunia batik madura saya memilih pengrajin yang bisa dipercaya, jujur dan masih idealis dalam membatik. 

Jika ada yang ketahuan melakukan kecurangan/tidak jujur akan kami blacklist semua produknya. Sudah ada beberapa yang kami blaclist.

Biasanya batik-batik yang luntur itu yang harganya murah meriah karena persaingan yang semakin ketat dan semakin banyak yang menjadi pembatik jadi banting harga, bagaimana caranya? ya prosesnya yang diakali untuk menurunkan biaya produksi.






Di pasar batik bahkan banyak yang menjual bahan batik setengah jadi yaitu lembaran kain yang sudah ditulis dan ditutup lilin malam. Biasanya yang membeli bahan2 setengah jadi ini cukup mewarnainya saja dan jrengg beres deh selesai. Hanya saja sayang bahan setengah jadi ini biasanya tidak melalui proses ketel atau cuma sebentar aja diketelnya.....
Bau batik yang diketel itu khas, bagi yang sudah biasa akan tau tapi orang awam akan sulit membedakannya. 

Di Pamekasan tidak seperti di tempat lain, disini batik tidak dibuat di satu tempat tetapi dibuat di 2 lokasi. Dan setiap pengrajin punya kemampuan untuk membuat motif-motif tertentu yang pengrajin lain belum tentu sanggup membuatnya.
Desa tempat menulis dan desa tempat mewarnai, lokasinya berjauhan. Jadi sangat tidak memungkinkan untuk mengawasi setiap produksinya, kejujuran dan saling percaya yang diandalkan disini.



Jadi jika ada yang membeli di BMR dan luntur terus menerus  mohon segera kabari, akan kami gunakan masukan dari anda untuk bahan evaluasi dan perbaikan kedepannya. Maaf kami belum bisa memberikan garansi uang kembali/tukar batik karena kendala tenaga dan modal. Mudah-mudahan kedepannya kami bisa....aminn :)



Batik anda luntur??
Silahkan komen disini ya!!!

Selasa, 20 Maret 2012

Kisah Pengrajin Batik Bag #1


Hari minggu seperti biasanya jadwal saya ke pasar sebulan sekali sekedar menyapa teman2 pengrajin yang datang berkumpul dari seluruh Pamekasan, melihat2 motif baru  atau sekedar  cuci mata. Pasar yang saya datangi bukan sembarang pasar lho tapi pasar batik 17 Agustus tempat berkumpulnya pengrajin batik di seluruh Pamekasan. Sejak pagi mereka sudah berangkat dari rumahnya yg lumayan jauh. Jam 07.00 pagi sudah rame banget.


Suasana pasar  17Agustus pasar batik tradisional di Bugih - Pamekasan


Sedihnya saya mendapat cerita dari seorang ibu pengrajin sebut saja namany SN, pada saat saya ke lapak beliau  berupa lencak  (tempat duduk lebar) dari bambu ibu SN didatangi seorang laki2 yang menagih dengan suara gak enak, dijawab oleh ibu SN “tak andik obeng kaule pak 3 kali tak keluar, dente’ gih pak”  (gak punya duit saya pak sdh 3 kali pasaran gak keluar/jualan) dengan nada memelas.

Petugas tak berseragam itupun pergi, dan mengalirlah cerita yang sangat menyesakkan dada. Kata si ibu petugas itu menarik uang sebesar 42rb/bulan (dibayar 2kali dalam sebulan) untuk membayar terop terpal (lencak bawa sendiri) selama los pasar sedang direnovasi. Beliau mengeluh uang 42rb/bulan bukan jumlah yang sedikit buat beliau. Mungkin kita termasuk anda pembaca dengan mudah pergi ke toko/mall untuk belanja dgn jumlah lebih besar. Tapi bagi ibu SN uang tersebut sangat besar.




Di pasar ada bangunan permanen semacam toko dan non permanen/loss yang ditempati bersama2. Nah beberapa bulan yang lalu saya lupa tepatnya bulan apa, los ini direnovasi dibangun menjadi lebih baik dan dilantai keramik. Selama pembangunan berlangsung pengrajin di loss menempati  loss sementara yang dibuat dari terop terpal yang kalo hujan bocor disana sini . Selama renovasi itulah setiap bulan membayar uang sejumlah itu. Dihitung saja untuk 1 orang segitu nah kalo ada 100 pengrajin/lapak berapa duit?
Apakah ini kebijakan pemda/pemkab?? Saya tidak tahu, terlepas dari itu jika bukan kebijakan pemda/pemkab apa iya mereka tidak tahu kondisi seperti ini. Kejadian ini terjadi bukan sekali dua kali kan. Pasaran  setiap hari kamis dan minggu dalam sebulan ada 4 minggu berarti ada 8 kali hari pasaran.  Bukankah kewajiban pemerintah untuk menyediakan tempat sementara bagi mereka ya...

Pasar yang sudah direnovasi

PAMEKASAN KOTA BATIK, semoga bukan hanya jadi semboyan belaka tapi bisa meningkatkan kesejahteraan pengrajinnya.

REPRO Yuukk ^_^

Gurik kupu-kupu ungu
Motif ini kami sebut sebagai motif terbanyak yang kami repro. Ada apa dengan motif ini? Hampir setiap orang yg pernah membeli akhirnya memesan lagi, cantik kombinasi warna dan motifnya sungguh membuat banyak orang jatuh cinta ciee hehehe.

Sampai saat ini sudah di repro 7 kali dengan total jumlahnya lebih dari 150lembar dengan variasi ukuran 2m dan 3m. Dan saat ini akan di repro kembali atas permintaan teman2 di komunitas BMR di BlackBerry. Jika anda berminat silahkan komen ya...Bahan katun santyu harga yang ukuran 2mx1,1m = 110rb, 2,5mx1,1m = 145rb dan 3mx1,1m = 175rb. Langsung komen aja ya biar gak hilang.

Untuk pemesanan s/d 5pcs gak perlu DP Insya Allah kami percaya dengan kesungguhan anda, trimakasih :)

Bisa juga sms ke 081330700771 atau pin 26034180.Trimakasih :)


Senin, 19 Maret 2012

Batik Madura Raddina: Tips Merawat Batik

Batik Madura Raddina: Tips Merawat Batik: Jika anda pecinta batik terutama batik tulis, ada beberapa tips yang perlu anda ketahui dalam merawat batik agar warnanya tidak lekas pu...

Tips Merawat Batik


Jika anda pecinta batik terutama batik tulis, ada beberapa tips yang perlu anda ketahui dalam merawat batik agar warnanya tidak lekas pudar, awet dan tetap indah.

  • Mencuci kain batik dengan menggunakan shampoo rambut jika tidak bisa/sulit mendapatkan lerak. Caranya larutkan dulu shampoo hingga tidak ada lagi bagian yang mengental, setelah itu baru kain batik dicelupkan.

  • Anda juga bisa menggunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik.

  • Pada saat mencuci batik jangan digosok/disikat. Jangan pake deterjen. Kalo batik tidak kotor cukup dicuci dengan air hangat. Sedangkan kalo kotor misal terkena noda makanan bisa dihilangkan dengan sabun mandi/bila kotor sekali bisa dihilangkan dengan kulit jeruk dengan mengusapkan kulit jeruk pada bagian yang kotor.

  • Sebaiknya jangan menjemur batik dibawah sinar matahari langsung, jemurlah di tempat yang teduh.

  • Kain batik jangan dicuci dengan menggunakan mesin cuci.

  • Tidak perlu memeras kain batik sebelum menjemurnya, namun pada saat menjemurnya bagian tepi agak ditarik pelan-pelan supaya serat yang terlipat kembali seperti semula.

  • Sebaiknya hindari penyetrikaan, kalo terlalu kusut semprotkan air diatas kain kemudian letakkan sebuah alas kain seperti saputangan atau yg lain diatas batik tersebut baru disetrika. Jadi yang disetrika adalah kain lain yang ditaruh diatas kain batik.
  • Disarankan untuk menyimpan batik dalam plastik agar tidak dimakan ngengat dan bau batik tidak menghilang. Jangan diberi kapur barus, karena zat padat ini terlalu keras sehingga bisa merusak batik. Sebaiknya lemari penyimpanan batik diberi merica yang dibungkus tissu untuk mengusir ngengat.

  • Alternatif lain menggunakan akar wangi yang sebelumnya dicelup dulu ke dalam air panas lakukan proses ini 2 kali. dan letakkan akar wangi yang sudah kering di lemari batik.

  • Anda sebaiknya juga tidak menyemprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke kain atau pakaian berbahan batik sutra berpewarna alami.
  • Bila ingin memberi pewangi dan pelembut kain pada batik tulis, jangan disemprotkan langsung pada kainnya. Sebelumnya tutupi kain dulu dengan koran, baru semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain.

Batik Madura | Perbedaan Katun Primis, Prima, Santyu, Samforis dan Sada'

Mungkin kita sering mendengarkan kata "kain katun", wah ternyata kain katun itu banyak jenisnya lho.... Di artikel kali ini saya mau bercerita tentang perbedaan kain katun yang seribng dipake mambatik ada primis, santyu, sada' dan samforis. 


Kain katun/mori yang dipake untuk bahan batik di Pamekasan disebutnya Labun, nah yang sering dipake tuh kain primis, santyu, prima, sada' dan kadang samforis.


Apa sih bedanya??


Katun Primis 
Serat benangnya lebih rapat, kainnya lebih tebal dan halus. Diantara yang lain kain ini paling baik kualitasnya. Katun primis sendiri ada beberapa tingkatan kualitasnya ada primis cap Cent yang kualitas biasa dan banyak digunakan karena harganya paling terjangkau. Ada Primis Cap Bendera yang ini kelasa menengah baik kualitas dan harganya sedangkan yang paling bagus Primis cap Kereta Kencana kainnya halussss banget. Untuk orang awam untuk membedakannya dengan jenis katun lain adalah lebar kain katun primis yang hanya 100cm-103cm pas, lebar kain ini bawaan dari pabrik jadi gak bisa dimanipulasi ;) 
Katun primis biasanya digunakan untuk membatik motif-motif klasik seperti contoh dibawah ini :

Motif isian motif cincin otter dengan motif burung

Motif isian motif cengkeh dengan motif utama kupu-kupu (gapper) 

Katun Santyu
Katun santyu memiliki kualitas sedang/menengah dan karena harganya yang lebih terjangkau bayank batik yang dibuat dengan kain santyu. Kain katun santyu ada 2 yaitu katun santyu super B dan suoer A. Santyu super A lebih baik kualitasnya daripada super B. Lebar katun santyu juga khas yaitu 110-115cm tergantung merk dan proses ketelannya.

Motif kupu-kupu

Katun Samforis
Katun samforis masih sedikit digunakan dalam batik karena harga yang lumayan mahal. Kainnya tebal dan halus, sangat cocok untuk bahan baju model jas dan celana. 

Motif Vseries/matahari

Katun Prima
Katun prima lebar juga hanya 100cm bedanya kainnya lebih kasar dari primis tetapi masih adem dan bagus untuk harga yang sangat terjangkau. Katun Prima biasanya digunakan untuk motif2 pekandangan dan TanjungBumi. 


Motif Pekandangan


Katun Sada'
Kualitasnya paling bawah, bahannya kasar, tipis dan kalo dibuat baju terasa panas dan sedikit gatal (pendapat pribadi lhoo hehe).


Penting untuk diingat bahwa warna yang muncul pada setiap bahan sering tidak sama bahkan sama sekali berbeda meskipun sudah menggunakan bahan pewarna yang sama. Membuat batik itu gak semudah yang dibayangkan, butuh pengalaman dan proses yang panjang untuk menjadi selembar kain batik cantik yang siap dipajang di toko. Batik itu mengajarkan saya dan anda sebuah arti kesabaran ;)

So...lestarikan batik dan hargai pengrajin ya !!