Kegalauan tingkat tinggi yang membuat saya akhirnya menulis tentang
topik ini. Yang ingin saya tekankan sebelum membaca artikel ini adalah
bahwa TIDAK ADA salahnya itu batik tulis, cap ataupun printing. Konsumen
punya hak penuh dalam membeli. Yang menjadikannya masalah jika cap
dijual dengan mengatakan tulis.
Tips membedakan batik tulis, cap dan printing :
1.Buka
selebar2nya batik yang akan anda beli atau lihat foto keseluruhannya,
batik cap akan membentuk pola tersendiri yang teratur biasanya bentuknya
kotak2 dan ada motif yang terpotong.
2.Kadang ada batik
campuran, cap atau printing trus ditulis. Cara melihatnya perhatikan 2
motif yang sama misalnya motif bunganya, daunnya atau motif isiannya.
Terkadang motif isiannya yang dicap atau motif utamanya. Perhatikan
detailnya, jika sama persis sampe detail garis motifnya itu hasil cap.
Batik tulis tidak akan pernah bisa menghasilkan 2 motif yang sama
persis.
3. Yang disebut BATIK PRINTING 100% tidak ada
sisa lilin malam di kainnya. Batik tulis dan cap biasanya ada sisa lilin
malam yang melekat di kainnya akibat melorodnya kurang bersih. Tapi
justru inilah yang membedakannya.
4. Batik tulis itu
buatan tangan, perhatikan di setiap motifnya. Di setiap memulai dan
mengakhiri mengeblock lilin dengan canting pasti ada tetesan yang lebih
besar.
5.Untuk batik tulis sampir (yang panjang >2,2m)
biasanya ada motif pinggiran di bagian lebar kainnya. Motifnya seperti
panah atau segitiga atau jika tidak ada motifnya biasanya polosan saja.
6.Tambahan saja batik tulis memiliki bau yang sangat khas apalagi kalo baru jadi :)
Satu-satunya
cara melihat perbedaannya adalah dengan melihat secara teliti detail
motifnya, perhatikan keteraturan motif utama dan isian. Belilah pada
penjual yang bisa dipercaya dan memahami tentang batik yang dijualnya.
Itu
adalah cara-cara kami melakukan Quality Control sebelum batik2 koleksi
kami ditawarkan ke calon pembeli karena tidak memungkinkan mengawasi
satu per satu pengrajin mengingat lokasi yang sangat berjauhan, di
Pamekasan batik tidak di buat di satu tempat tapi minimal 2 lokasi.
Desa
Toket, adalah desa tempat menulis batik. Setau saya hampir semua batik
proses awalnya ada di desa ini. Setelah kain diketel (dicelup dalam
minyak camplong) kain putih akan dibawa ke desa Toket untuk ditulis.
Jika sudah selesai dibawa kembali ke tempat pengrajin yang mewarnai
(tersebar di beberapa desa seperti desa Klampar, Larangan Bedung, dll).
Nah kalo batik yang dibuat itu gurik (proses beberapa kali) maka setelah
pewarnaan pertama akan ditulis lagi dibawa lagi ini batik ke desa TOKET
untuk ditulis yang kedua kalinya begitu seterusnya sampai selesai.
Jadi jika ada mitra pengrajin kami yang berbuat curang akan kami blacklist, kepercayaan dan komitmen sangat penting buat kami.
Hanya
ini sedikit tips dari saya, sangat sulit memang tapi tidak mustahil
dilakukan. Satu lagi saran saya, belilah batik di penjual yang sudah
dipercaya, selalu cari "second opinion" terutama jika membeli
batik-batik yang mahal.
Printing Vs Tulis |
Sekali lagi TIDAK ADA salahnya
itu batik tulis, cap ataupun printing selama dijual dengan kejujuran,
mari bersaing secara sehat untuk INDONESIA LEBIH BAIK ^_^