Yang saya maksud dengan batik tulis ASPAL itu batik cap atau printing yang kemudian ditulis dan diwarnai lagi seperti memproses batik tulis pada umumnya. Hasilnya batik ini akan nampak seperti batik tulis halus dengan detail yang cantik dan harga naik berkali lipat. Hanya butuh 1 kali proses pembatikan, keuntungan jadi berlipat ganda. Setelah curhat dengan beberapa teman pecinta batik dan pengrajin lainnya ternyata betul adanya kondisi seperti itu sedang terjadi saat ini.
Sebenarnya gak ada yang salah dengan proses ini, mengutip komentar anggota KIBAS (komunitas Batik Surabaya-Jawa Timur) bahwa batik cap bahkan printing itu sah-sah aja kok "SELAMA" dijual dengan label BATIK CAP atau BATIK PRINTING. Nah yang menjadikannya salah itu orang-orang yang gak bertanggungjawab yang menjual dengan mengatakan bahwa batik itu batik TULIS. Bayangkan aja seorang turis baik domestik atau mancanegara, datang ke pasar batik dan membeli produk seperti itu. Bagi orang awam akan sangat sangat sulit membedakannya. Apa yang akan terjadi jika para turis kembali ke kotanya dan ada seorang teman atau kenalan yang mengatakan batik yang dibelinya cap atau printing???
Bisa dibayangkan berapa besar kerugian yang akan ditanggung masyarakat Madura?? Saya gak bisa bayangkan....
Sedihhh sekali melihat semua kejadian ini terjadi didepan mata, tanpa bisa melakukan apapun :'(
Yang paling terpuruk adalah pengrajin-pengrajin batik tulis yang dengan tekad bulat dan iman kuat mempertahankan kejujuran dan warisan budaya nenek moyang mereka. Harga jual harus ditekan, keuntungan sangat minim untuk kerja keras mereka karena persaingan yang tidak sehat lama kelamaan mereka bisa kolaps jika tidak segera melakukan sesuatu.
Apa yang bisa saya lakukan??
Jawaban itu belum saya dapatkan dan kegalauan ini masih menyelimuti hati saya.
Jika ada ide, saran atau apapun untuk mengatasi masalah ini mohon bantuannya !!!
Riana
Batik Madura Raddina
"JAMINAN BATIK TULIS 100%"
buat asosiasi pengrajin batik tulis...kemudian buat sertifikasi, seperti penjual2 online itu lho...ada cap "certified seller", nah kalau itni bisa dibuat cap "batik tulis certified" gitu, sambil mengedukasi masyarakat kalau yg certified itu sudah terjamin mutunya, sdngkan tanpa embbl2 itu, meneketehe kualitas dan keasliannya :)
BalasHapushope it helps
susah tapi bukan mustahil hanya butuhkerja keras...
BalasHapusKalau sertifikasi batik memang perlu diperhatikan, mudah-mudahan ga ketinggalan seperti yang di terapkan oleh pemerintah di http://batik.go.id, cuma sayangnya nama-nama pengrajin tidak ada di web itu
BalasHapus